Friday, December 21, 2007

Serba Cepat dari Warung Kalkulator



Mampir di warung saat perut lapar dengan layanan lamban pasti bikin hati tambah sebal. Warung Kalkulator mampu menjawabnya dengan layanan yang sangat cepat .

Begitulah masyarakat sekitar Taman Kota Bungkul Surabaya menyebutnya. Lantaran layanan yang serba cepat ibarat kalkulator, warung bernama sedap malam milik Ajib Rosidi layak disebut sebagai warung kalkulator.

Kecepatan penyajian makanan dan minuman menjadi daya pikat bagi pembeli. Tiga kursi panjang dan 15 kursi plastik penuh terisi orang yang makan dengan nikmat. Kendati demikian, masih banyak pelanggan rela menunggu sampai dapat tempat duduk.

Dari sekian banyak pembeli terlihat berasal dari berbagai kalangan. Hal ini terbukti dari kendaraan yang terparkir di sana. Mulai dari sepeda onthel sampai mobil mewah berjajar di depan warung tersebut. Bahkan pembeli tak kehilangan selera makan meski debu jalanan kadang terbang ketika ada kendaraan lewat. "Soto di sini rasanya sama dengan soto lainnya, cuma pelayanannya saja yang beda," ujar salah seorang pembeli Sugeng Santoso.

Serba cepat lainnya dapat dilihat saat pembeli melakukan pembayaran, pelayan warung melakukan proses penghitungan biaya dengan sangat cepat meskipun tanpa menggunakan kalkulator sebagai alat hitung.

Bagi pembeli yang sering makan soto daging sapi dan rawon di warung tersebut tidak akan merasa kaget terhadap bentuk pelayanannya. Namun, bagi yang baru pertama kali datang akan sedikit dibuat bingung. Lantaran pengunjung belum duduk sudah diserang dengan berbagai pertanyaan yang sangat cepat.

Mengenai harga bagi yang ingin singgah jangan khawatir. Harga kedua menu cukup murah, kita hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp. 7 ribu untuk satu porsi. Bagi yang ingin menambah lauk dimeja makan tersaji paru goreng, perkedel daging, tempe goreng, telur asin, babat goreng. Untuk lauk tambahan harganya cukup memadai, yakni Rp. 2 ribu untuk satu potong.

Perhari Capai Rp. 15 Juta

Asap mengepul dari cerutu yang dihisap dalam-dalam Ajib Rosidi. Itulah kebiasaan setiap sore yang dilakukan pemilik warung kalkulator. Di saat warungnya ramai pembeli dia tampak begitu santai.

”Kalau sore begini saya hanya datang untuk mengawasi kerja pegawai saja dan sambil bersantai,” kata pria kelahiran 13 Maret 1949.

Mengenai awal mula berjualan soto dan rawon bapak dua anak ini menceritakan jika usaha yang dirintis bersama istrinya dimulai pada tahun 1975. ”Tepatnya di jalan Raya Darmo 139 dan kini tempat itu telah dibangun Bank Negara Indonesia (BNI),” imbuhnya.
Diakhir tahun 1988, Pria berkacamata itu lagi-lagi menuai masalah. Warungnya jarang ada peminat, dan mengharuskan dia pindah ke Jalan Ki Manuk pada tahun 1989. Dan di tempat itulah selama 13 tahun warungnya mampu bertahan, meski di pinggiran jalan raya.

Setelah itu, pada tahun 2002 Ajib beserta istri memutuskan untuk berpindah tempat jualan. Setelah dengan berbagai pertimbangan akhirnya Ajib memilih untuk berjualan di kawasan kuliner Taman Bungkul hingga sekarang. Rupanya benang merah yang dicari selama ini ada di tempat ini. “Empat kali saya berpindah tempat, ternyata oplahnya lebih cocok di Taman Bungkul,” ungkap suami Sarifah sembari tersenyum.

Tentu saja bukan hanya karena faktor pelayanannya saja yang terasa luar biasa sehingga diminati banyak pembeli. Ajib mempunyai resep jitu. seperti tekstur daging sapi yang lembut, berminyak, dan meminimalis kadar lemak dalam daging.
"Sebelum memasak, terlebih dahulu daging saya rendam dengan racikan bumbu rahasia, Nah, agar lebih mantap sengaja dipilih daging sapi yang berserat bagus,” paparnya.

Resep dan bentuk pelayanan yang sengaja disiapkan secara matang ternyata berbuah hasil. Dari berjualan mulai pukul 10 pagi hingga tengah malam dengan dibantu 19 pelayan, pria tamatan Sekolah Dasar (SD) itu mengaku mampu meraup omset maksimal Rp. 15 juta.

Tak ayal, Ajib pun dapat menyekolahkan dua anaknya hingga meraih gelar Sarjana Teknik Perhubungan Industri dan Perbankan. Bahkan nasib mujur tidak berhenti disitu, kehidupannya semakin hari semakin mujur. “Syukur, meskipun cuma jualan soto dan rawon saya telah punya tiga rumah,” pungkas ajib bangga. (Naskah:Andrian Saputri / Foto:Dhimas P)

No comments: