Wednesday, December 19, 2007

Papua Berpijak di Tengah Belantara Metropolitan












Tugu yang melambangkan Tifa, berdiri megah di depan Asrama Papua.

Tatkala melintasi Jalan Kalasan Surabaya kita akan melihat salah satu rumah yang memiliki ciri bangunan lain dari pada yang lain.

Pagar bermotif Tifa serta anak panah nampak dari rumah itu. Dibeberapa sudut serta kaca jendela terukir ornamen burung cendrawasih serta gambaran suku Asmat dan Biak. Mulai halaman depan rumah tersebut adalah merupakan ukiran ciri khas dari Papua.

Asrama Mahasiswa Papua Kamasan III, itulah tulisan yang terpampang di gerbang pintu masuk tempat para pemuda Papua tinggal di Kota Surabaya. Dua buah pilar berbentuk tiruan Tifa (alat musik tradisional Papua, red) menyangga tulisan tersebut.

Kamasan sendiri adalah istilah dari Papua yang sebenarnya tempat untuk menempa seperti untuk membuat senjata (Alas-Pande Besi, red). ”Jadi di sini (Surabaya) adalah tempat di mana kita belajar serta untuk berkumpul para putra-putra Papua,” ujar Yesko, selaku kordinator Asrama tersebut.

Oleh karenanya, rata-rata penghuni asrama Papua adalah mahasiswa perguruan tinggi swasta di Surabaya. Mengenai tujuan dibangun asrama yang ada sejak tahun 1977, Yesko menjelaskan bahwa agar kita sebagai pemuda Papua dapat berbaur dengan masyarakat Surabaya, yang notabene orang jawa.

Dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa Asrama Mahasiswa Papua Kamasan III Diresmikan tertanggal 1 februari 2007, itulah tulisan yang tertera pada batu prasasti di tembok sebelah kanan sebelum memasuki ruang tamu. ”Asrama ini baru saja diresmikan oleh Gubernur Papua Barnabas Suebu sendiri,” kata Yesko sambil menunjuk prasasti.

Menurutnya bangunan asrama pernah mengalami renovasi sekitar tahun 2004. Secara keseluruhan asrama mampu menampung 80 orang. ”tetapi kini hanya berjumlah 15 orang saja,” ujar salah seorang penghuni lain Yanuar.

Rumah bergaya adat Honai (gaya arsitek khas Wamena) berlantai dua ini terdiri dari dua lantai. Sisi kanan terdapat 9 kamar saling berhadapan dan sisi kiri ada 4 kamar. Ruang utamanya adalah ruang tamu yang berukuran 22 x 9 meter. Juga terdapat aula yang mampu menampung sekitar 200 kepala dengan luas sekitar 25 x 60 meter. Sedangkan pada dinding aula terdapat lukisan bergambar Nabi Isa bersama 12 muridnya, dalam kisah Perjamuan Kudus.

Naskah/Foto: Dhimas Prasaja

No comments: