Monday, July 23, 2007

TAMU ACTA




Berita Pertamina Gugah Keinginan Jadi Wartawan

Pria berusia berusia 56 tahun yang memiliki nama lengkap Zainal Arifin Emka ini, mengaku keinginannya menjadi wartawan bermula dari pemberitaan sebuah surat kabar yang kala itu memberitakan kebobrokan Pertamina.

"Pada saat itu jarang ada yang berani mengkritik kebobrokan dalam tubuh pertamina. Sejak saat itu saya berpikir wartawan itu hebat, dan saya kagum dengan cara kerjanya," kenangnya.
Lebih lanjut dosen Stikosa-AWS kelahiran Jember mengatakan seandainya pemerintah pada saat itu tidak menekan pers, mungkin pertamina tidak sebobrok sekarang. Bahkan bisa dianggap sebagai negara penghasil minyak, tetapi malah jadi negara pengeksport minyak.

Peristiwa tersebut yang membawanya mengenyam pendidikan jurnalistik lebih dalam di AWS pada tahun 1975. Dan pada masa itu ia sudah aktif menulis untuk mingguan mahasiswa. "Itu juga karena dulu saya pernah mengikuti pendidikan pers yang diadakan oleh Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI)," ungkap mantan Ketua Bidang Pendidikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) 1996-1999 ini.

Pada saat yang bersamaan pula profesi kewartawanan mulai dijalani dengan menjadi stringer di harian Surabaya Post. Sehingga di tahun 1978 media tersebut mengangkatnya menjadi wartawan tetap.

Selama 23 tahun mengabdi di Surabaya Post hingga terakhir menjabat sebagai pelaksana harian membuatnya begitu sulit meninggalkan media ini. Seperti yang dikatakannya saat Surabaya Post runtuh dirinya sempat resah. "Pada saat memilih keluar, rasa bingung begitu besar karena selama itu saya mendapat gaji, akan tetapi tiba-tiba saya tinggal." ujarnya.

Mengabdi di Stikosa-AWS
Bagai Kulit kacang yang tak lupa dengan isinya. Selesai masa pengabdian jadi wartawan di Suarabaya Post, membawa Zainal kembali mengabdi di Stikosa-AWS.
Bekal menjadi asisten dosen mata kuliah reporting di kampus tersebutlah yang membuatnya dipercaya untuk menjadi pengajar.

"Pada saat itu saya juga diminta mengajar di AWS, saya masih ingat pertama kali saya mengajar menjadi asisten pak Amak mengajar mata kuliah reporting. Padahal saat itu saya hanya melihat dan ikut duduk bersama mahasiswa," lanjut mantan wartawan 'Indonesia Membangun' 1975-1977 itu.

Namun hal itu tak lantas membuatnya pasra jadi dosen saja dalam mencukupi kebutuhan hidup. Oleh karena itu, kerapkali ia mengisi materi-materi jurnalistik di berbagai seminar dan pengetahuan akan jurnalistik dirinya mampu menerbitkan beragam karya tulis.

"Karya-karya itu saya tulis untuk sekedar ingin berbagi pengalaman tentang jurnalistik maupun pengalaman pribadi. Jadi sebisa mungkin kita bermanfaat bagi orang lain, minimal tidak merepotkan orang lain," jelasnya. (Naskah: Guntur IP/ Foto: Wahyu Triatmojo)


CURICULUM VITAE
Nama Lengkap : Zainal Arifin Emka
Tempat, Tanggal Lahir : Jember, 18 Januari 1951
Agama : Islam
Profesi : Dosen Stikosa-AWS
Alamat : Bendul Merisi Permai F-22 Surabaya

Pendidikan Formal : - Akademi Wartawan Surabaya (AWS) tahun 1975
- Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi-AWS (Stikosa-AWS) tahun 1998

Pengalaman Kerja : - Wartawan/redaktur " mingguan mahasiswa"
(1971- 1975)
- Wartawan ’Indonesia Membangun’ (1975-1977)
- Wartawan Surabaya Post (1983-1984)
- Redaktur Daerah / Nasional 1984-1996
- Wakil Redaktur Pelaksana 1997-1998
- Pelaksana Haria / Wapimred 1999-2001

Karya Tulis yang Sudah Diterbitkan
*Wartawan Juga Bisa Salah
*Wartawan Seharusnya Tepercaya
*Berhaji Jalan Kaki
*Berebut Tas Temuan (Cerita Remaja)

No comments: