Sunday, April 01, 2007


Kisah Mahabarata Tersirat dalam Tari Barong

Iringan bunyi gamelan, menyuarakan suara-suara merdu, serta panggung yang ditata menyerupai hutan membawa kenyamanan ratusan penonton yang ada di gedung pertunjukan Putra Barong, Gianyar Bali.

Begitu pula tepuk riuh mereka yang menggema di seluruh sudut ruangan, sore itu (26/1). Ikut meramaikan pertunjukkan bertajuk “ Tari Barong dan Keris".

Pagelaran seni khas Bali ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan melawan kebatilan. Barong adalah makhluk mithologi yang menceritakan kebajikan dan Rangda yang kala itu berubah menjadi sosok roh jahat (setan).

Siapa sangka tarian khas Bali ini ternyata bukanlah budaya asli Indonesia, melainkan budaya Cina. Yaitu Barongsai, namun budaya ini masuk ke Indonesia melalui beberapa tahapan hingga akhirnya menjadi Barong kejet yang menggambarkan seekor singa. Barong adalah sosok raja hutan yang diutus untuk menjaga kelestarian hutan tersebut.

pertarungan kebajikan melawan kebatilan
Selain itu di balik tarian - tarian ini, ternyata banyak cerita yang diambil dari kisah kehidupan Mahabarata. seperti yang diceritakan dalam kisah Dewi Kunti dan kedua pengikutnya yang turun ke bumi. Setelah kesalahan yang di buat oleh Dewi Uma, yang diutus untuk mencari obat air susu ke dunia. Namun sang Dewi Uma melakukannya dengan jalan yang salah yaitu dengan menukar harga dirinya.

Kala itu di istana pura sedang tertimpa bencana wabah penyakit, yang obatnya itu harus berupa air susu. Kemudian dewi kunti mendengar suara sabda, salah satu putranya untuk dipersembahkan pada Dewi Durga (dewi penunggu kuburan).

Sebenarnya Dewi Kunti tidak sampai hati mengorbankan putrannya Shadewa, tetapi Dewi Durga memasukan roh jahat kepadanya yang menyebabkan Dewi Kunti marah dan berniat mengorbankan anaknya serta memerintahkan patihnya untuk membuang Sahadewa ke dalam hutan dan mengikatnya. Namun patihnya pun tidak luput dari kemasukan roh jahat.

Kemudian turunlah Dewa Siwa dan memberikan keabadian bagi sahadewa. Namun niat Rangda untuk membunuhnya, tidak dapat diwujudkan karena kekebalan yang dianugrahkan oleh Dewa Siwa. Pada akhirnya Rangda menyerah serta memohon kepada sahadewa untuk diselamatkan karena dengan demikian dirinya bisa masuk sorga.

kemudian Kalika (seorang pengikut rangda) pergi menghadap Sahadewa. Namun sumpah yang diucapkan di tolak dan menimbulkan perkelahian. Kalika pun berubah wujud menjadi babi hutan hingga akhirnya menjadi burung. Akan tetapi masih dikalahkan Sahadewa. Dan akhirnya Kalika berubah wujud untuk ketiga kalinya menjadi sosok Rangda. Oleh karena kesaktiannya Rangda, Sahadewa tidak dapat membunuh hingga akhirnya Sahadewa berubah rupa menjadi Barong.

Karena sama saktinya pertarungan ini tidak ada yang menang. Dengan demikian perkelahian antara kebajikan melawan kebatilan tetap abadi. Kemudian muncul lah pengikut-pengikut Barong dengan kerisnya.Dan pada akhirnya mereka ini semua pun tidak ada yang berhasil melawan kesaktian rangda dalam sebuah pertunjukkan tari Barong.

Namun banyak pengunjung yang kurang paham dengan alur cerita yang digambarkan. Seperti halnya celetuk salah seorang penonton, "sebenarnya ceritanya kurang mengena dari maksud tariannya, tapi kita tertarik karena tarian yang begitu atraktif." (foto/naskah: Shiska pradibka)

1 comment:

Unknown said...

wawwwwwwwwwwwww
tetap berkarya.....hee...heeeee
sukses kawan2