Saturday, March 17, 2007

BERKAH KEPEDULIAN SOSIAL SEORANG MURPHY

Tak pernah terlintas di benak Murphy Josua Sembiring untuk berhenti berkampanye bahaya HIV/AIDS dan Narkoba.

Berbagai cara dilakukannya dalam pencegahan virus mematikan itu. Mulai dari mendirikan LSM, penyuluhan di berbagai tempat hingga membuat film indie bertemakan ‘Sahabatku’. Dari film yang berkisah tentang ajakan pada remaja agar tidak terkena Narkoba tersebut, Murphy mendapat pernghargaan dari SCTV tahun 2000.

“Semua saya lakukan sepenuh hati, dengan tanpa meminta imbalan apa pun,” aku lelaki yang kini berusia 45 tahun ini untuk mengawali ceritanya.

Berangkat dari sebuah keprihatinan lah, yang membuat dirinya rela menghabiskan waktu demi kegiatan sosial ini. Hal ini seperti yang dituturkan bapak tiga anak ini pada Acta Surya, “Konon dikelompok-kelompok tertentu, orang yang terkena Aids dan pecandu narkoba dikucilkan dan dianggap sampah oleh sebagian masyarakat”.

“Hal itulah membuat saya terdorong untuk menolong mereka, mereka kan juga manusia dan masuk ke dunia hitam juga bukan pilihan hidup mereka,” imbuhnya.

Pantas sekali berkat kepeduliannya terhadap bahaya HIV/AIDS dan Narkoba yang telah melanda generasi muda kita. Sebuah piagam penghargaan dari Menteri Kesehatan berupa gelar ‘Ksatria Bhakty Husadha Arutala’ diberikan padanya. Piagam yang terpampang di dinding ruang tamu rumahnya itu, ia peroleh pada 15 Desember 2006 lalu di Malang.

Dari perjuangannya selama ini, pengalaman cukup menggelitik pernah dialaminya. “Menariknya dari sebagian mahasiswa saya merasa heran mengapa dirinya blusukan ke lokalisasi-lokalisasi. Dari situ mereka mencurigai saya adalah pelanggan,” ungkap dosen ekonomi Stikosa-AWS kelahiran Binjai ini.

Cipayung ke Prospana

Sekitar tahun 1982, sewaktu Murphy duduk di bangku kuliah. Dirinya aktif di organisasi Cipayung, yang bergerak di bidang sosial kerohanian. Baru sekitar tahun 1993 saya memilih pindah jalur kegiatan, yakni aktif bergelut dalam hal pemberantasan HIV/AIDS dan Narkoba.

“Waktu itu pula saya mendapatkan kerjasama dari salah seorang anggota Kedubes Amerika Serikat, yang menwarkan pendirian sebuah LSM yang bergerak di bidang pencegahan HIV/AIDS dan Narkoba,” kenangnya. Alhasil, di tahun itu pula berdiri LSM Prospona. Di LSM inilah semua usaha dicurahkannya untuk membantu “mereka” yang dikucilkan oleh lingkungannya. Tak hanya itu saja dia pun belajar tentang seluk beluk HIV/AIDS dan Narkoba di Bangkok dan Thailand.

“Dari sana saya belajar bagaimana cara menangani permasalahannya. Karena di Thailand minimal satu menit satu orang meninggal.” tutur mantan Dekan di Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya.

Konsep yang digunakan Murphy setiap penyuluhan adalah cegah HIV/AIDS dan Narkoba dengan berbasis pada masyarakat. Menurut Murphy tingkat keberhasilan metodenya dapat dilihat dari 12 kecamatan di Surabaya yang telah didatanginya.

Rata-rata satu tempat menunjukkan tingkat keberhasilan sebesar 75 persen, dengan total pendidik sebanyak 90 orang dan ia telah melatih 234 orang pendidik sebaya. Yang bertugas memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara pencegahan dan penanggulangan AIDS dan Narkoba.

Tak hanya penyuluhan mereka juga mendampingi orang yang terinfeksi Aids dan pecandu Narkoba. “Ada juga orang yang terinfeksi virus ini dan mantan pengguna narkoba yang menjadi relawan,” tambahnya. Seiring tekunnya Murphy terhadap gerakan anti-HIV/AIDS dan Narkoba. Seiring perjuangan Murphy, semoga cepat pula terselesaikan bahaya mematikan tersebut.

- wirawan choiron, dimas prasaja


Curiculum Vitae

Nama
Murphy Josua Sembiring, Msi.

Tempat / Tanggal Lahir
Binjai, Sumatera Utara / 4 Februari 1962

Alamat Rumah
Jl. Medayu Selatan IV / 28 Surabaya

Profesi

  • Mantan Pengajar di Stie O & G jayapura (87-91),
  • Mantan Dekan Fakultas Ekonomi UWP Surabaya (1996- 1999),
  • Dosen Unitomo (2000-sekarang),
  • Dosen Ekonomi Stikosa-AWS (sekarang)
Nama Istri
Dra. Renny Rahayu

Nama anak
Geovani Caroline, Gitta Malinda, Gareth Pindonta

Hobbi
Tenis

Organisasi / Institusi
  • Pengurus DPD Knpi Jatim 2 periode (1999-2005),
  • Ketua Umum forum Komunikasi Kopertis Jatim (2005-sekarang),
  • Ketua Forum LSM Peduli AIDS Se-Jatim (1999-2002),
  • Ketua LSM Prospana (Sekarang)

Prestasi
  • Penghargaan partisipasi bidang kesehatan dari Dinas Kesehatan Jatim tahun 2002
  • Penghargaan sebagai Tim Penilai Lembaga Kesehatan Selatan Nasional Khusus Bidang Pemberdayaan Masyarakat
  • Penghargaan Ksatria Bakti Husada Arutala dari menteri kesehatan RI (15 Desember 2006)

1 comment:

Unknown said...

Kepedulian terhadap sesama merupakan suatu berkah yang tidak ternilai harganya, terlebih jika kepedulian tersebut berdasarkan rasa kasih sayang terhadap sesama, AIDS merupakan salah satu virus penyebab kematian paling besar di dunia, dan secara global AIDS sudah mengakibatkan jumlah kematian berjuta - juta manusia, jumlah yang aka terus bertambah jika kita tidak perduli akan pencegahannya yaitu dengan salah satu cara pencegahannya adalah dengan penyuluhan mengenai AIDS secara nasional yang harus dilakukan secara berjangka waktu, bukan sekali selesai, harus dibuat semacam kalender nasional mengenai penyuluhan AIDS. Banyak rakyat Indonesia yang berlatar belakang Non pendidikan belum mengetahui apa itu AIDS, bagaiman cara penularannya, dan bagaimana cara penanggulangannya. istilah 5 W 1 H harus digunakan dalam rangka penanggulangan AIDS ini dan bukan menjadi tanggung jawab pemerintah atau golongan tertentu saja tetapi merupakan kewajiban seluruh manusia, dan sebagai contoh MURPHY SEMBIRING sudah melakukan suatu langkah yang kongktit dan pertanyaannya sekarang adalah WHO NEXT?????????????????
-ROY-