Jech our soul
Phone: 71949879 / 085645499691
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 8:34 AM 0 komentar
Label: ADVERTORIAL
Tahun 2007 telah dilalui oleh Stikosa-AWS, kini kampus yang notabene sebagai kampus jurnalis ini telah menginjak tahun 2008. Bagaimana persiapan Ketua Stikosa-AWS Zainal Arifin Emka dalam membawa kampus ini mengarungi tahun 2008. Berikut hasil wawancara Acta Surya dengan Zainal Arifin Emka.
Bagaimana perjalanan kampus kita di tahun 2007 lalu?
Selama 2007 banyak peningkatan yang dihasilkan oleh kampus kita. Walapun tidak berhasil seratus persen atau gagal sama sekali. Misal saja adanya beberapa peningkatan dengan adanya kursus bahasa Inggris untuk semua mahasiswa. Sayangnya kegiatan itu tidak berlangsung lama.
Lantas, apa visi Stikosa-AWS di tahun 2008?
Visi adalah langkah yang akan dilakukan untuk mencapai impian itu. Yang harus dilakukan yaitu menjadikan Stikosa-AWS sebagai lembaga untuk mendidik dan memfasilitasi komunikastor-komunkator yang handal.
Maksud anda?
Memfasilitasi maksudnya adalah mengajar, mendidik, memberi fasilitas apa saja yang dibutuhkan mahasiswa. Intinya, di sini mahasiswa sebagai subjek bukan objek. Jadi apa yang dibutuhkan mahasiswa semestinya dipenuhi. Dan sekarang kita dalam proses menuju ke arah itu.
Lalu apa misi anda dalam membawa Stikosa-AWS di tahun 2008?
Menjadikan Stikosa-AWS sebagai perguruan tinggi komunikasi yang mumpuni di Indonesia timur. Stikosa-AWS bukan hanya mencetak calon wartawan atau Public Relations tetapi mencetak komunikator. Banyak orang gagal dalam hidup karena tidak mempunyai kepiawaian dalam komunikasi.
Kalau boleh tahu apakah yang menjadi prioritas anda dalam memimpin Stikosa-AWS pada tahun 2008 ini?
Investasi di bidang intelektual. Di antaranya kualitas pengajaran, fasilitas, sarana prasarana, sistem, dan termasuk juga kualitas mahasiswa.
Bagaimana langkah dan pandangan anda kedepan?
Kalau dulu, kampus kita mencetak wartawan terampil wawancara, tapi sekarang wartawan dituntut bagaimana memasarkan koran agar bisa dibaca orang. Oleh karena itu, wartawan dituntut untuk tahu banyak akan sesuatu.
Mengenai hal tersebut, bagaimana dalam prakteknya?
Prakteknya dimulai dari kurikulum dan praktikum. Di tiap mata kuliah diharapkan ada praktek. Misalnya, news production, ada prakteknya di laboratorium TV. Mata kuliah pemasaran juga ada prakteknya. Setidaknya, jika tidak ada praktek lapangan, dari pihak dosen memberi sedikit gambaran tentang materi itu.
Dapatkah anda jelaskan lebih rinci maksud anda?
Memperbanyak kuliah umum dengan tujuan supaya mendekatkan jarak dunia akademis dengan dunia kerja. Oleh karenanya dalam waktu dekat kita akan membuka bursa kerja, dengan bekerjasama Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) Jawa Timur.
Bursa kerja dalam hal apa dan apa yang akan dihasilkan dari program tersebut?
Seringkali lulusan Stikosa-AWS mendapatkan pekerjaan yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya. Kalau itu memang yang diinginkan mahasiswanya sendiri, ya tidak masalah. Tetapi disini Kami memberi informasi Lapangan kerja dan menawarkakn mahasiswa ke pihak pencari tenaga kerja khususnya di bidang jurnalis. Sekaligus menghasilkan tenaga kerja yang sesuai dengan disiplin ilmunya di Stikosa-AWS.
Di tahun 2008 apa yang menjadi fokus kinerja anda?
Saat ini fokus kita hanya pada sektor pendidikan saja. Karena pengembangan sektor pendidikan sangatlah penting. Bagaimana harapan anda untuk manajemen Stikosa-AWS di tahun 2008? Bisa meningkatkan pelayanan kepada mahasiswa. Kembali lagi, mahasiswa adalah konsumen yang harus dilayani dengan sebaik-baiknya. (Ela)
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 8:24 AM 0 komentar
Label: LAPORAN UTAMA
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 8:08 AM 0 komentar
Label: PROFIL
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 8:00 PM 0 komentar
Label: CIVITAS
Indahnya warna-warni cahaya, riuhnya canda tawa anak-anak, beraneka macamnya makanan maupun minuman dan tersedianya berbagai fasilitas di Taman Bungkul. Mungkin layak bila disebut disanalah surga kecil warga Metropolis Surabaya berada.
Mulai pagi hiruk-pikuk terlihat di taman kota yang diresmikan Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartono 21 Maret 2007 lalu. Belum lagi saat sore hari menjelang hingga malam hari berbagai keindahan akan menyapa. Ya, dalam sekejap, Taman Bungkul telah menjadi tempat singgah favorit yang mengasyikkan.
Hampir di seluruh sudut, tidak ada yang sepi. Di tengah taman, pengunjung tumpah ruah. Ada yang duduk-duduk sambil bersenda gurau, berpacaran sambil makan kacang, atau berlari-larian mengejar mainan kitiran yang melayang di udara.
Di taman kota yang terletak di raya Darmo itu juga beroperasi para pengasong makanan dan minuman, mainan, tukang pijat dan bahkan tukang ramal. Maka, tak heran bila situasinya jadi seperti pasar malam.
Hingga suatu malam, yang biasa kita sebut malam minggu. Lahan parkir yang memutari taman sudah tak mampu lagi menampung kendaraan pengunjung. Tak pelak beberapa halaman kantor di sekitar Taman Bungkul pun berubah menjadi tempat parkir sementara.
Meski, parkir kendaraan nampak berjejal animo warga seakan tak pernah surut. Sering bergulirnya waktu kepadatan warga terus mengalir. Padatnya pengunjung dan pedagang di Taman Bungkul juga bukanlah alasan tepat bagi kita untuk tak merasakan singgah di taman kota tersebut.
"Kami terlanjur memutuskan rekreasi ke sini (Taman Bungkul). Tak apalah meski harus parkir agak jauh dari lokasi dan berdesakan," ujar Danis, warga Manyar Pumpungan yang malam itu datang berombongan dengan kawan-kawannya. (Andrian Saputri)
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 9:27 AM 0 komentar
Label: JELAJAH
Taman Bungkul Surabaya yang terkenal akan kelengkapan fasilitas penunjang kebutuhan warga Kota Surabaya, kini mulai tercoreng.
Hal ini terbukti dari seringnya di taman yang diresmikan Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartono 21 Maret 2007 lalu dijumpai kerusakan-kerusakan pada fasilitasnya. Belum lagi rendahnya kesadaran warga terhadap tingkat kebersihan lingkungan taman tersebut.
Misalnya, rambu-rambu dilarang menginjak rerumputan taman atau larangan orang dewasa menggunakan arena bermain anak-anak seakan tak berlaku. Begitu pula larangan membuang sampah sembarangan atau berjualan di arena taman. Himbauan-himbauan itu sepertinya masih belum dapat menggugah kesadaran sebagian warga.
Akibatnya, tak heran, bila tidak sampai setahun, kondisi taman yang direvitalisasi dengan menghabiskan dana sebesar Rp 1,3 milyar dari Telkom itu sudah berantakan. Sampah berserakan dimana-mana, berbagai fasilitas bermain anak-anak rusak, taman bunga yang indah jadi tak indah lagi, lampu taman banyak yang pecah, dan bermain sepak bola tidak pada tempatnya.
Padahal, tak henti-hentinya petugas Satpol PP, pasukan kuning, maupun polisi lalu lalang mengontrol kawasan itu dan mengingatkan agar para pengunjung mematuhi rambu-rambu yang ada di Taman Bungkul.
"Wah, sulit sekali mengatur pengunjung. Padahal, sudah berkali-kali kami ingatkan agar tertib. Lihat itu, tanamannya rusak diinjak-injak. Sampah makanannya juga dibuang di sembarang tempat. Kami capek mengingatkannya," keluh Yamin salah satu petugas Satpol PP yang bertugas di taman tersebut.
Fasilitas lain yang dirasakan penting juga tidak nampak lagi di Taman Bungkul. Seperti beberapa colokan listrik yang biasanya dipakai untuk mencharge baterai laptop atau telepon selular kini jarang dijumpai. "Sayang sekali, padahal taman ini salah satu tempat favorit untuk mencari inspirasi," ujar Catur Irawan, pengunjung yang sering ke Taman Bungkul untuk mengerjakan tugas kantor. (Andrian Saputri)
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 9:20 AM 0 komentar
Label: LAPORAN UTAMA
Naskah : Silviyanti Nur Indah Sari/Ilustrasi : M.Ridlo'i
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 2:50 PM 0 komentar
Label: CIVITAS
This information come from Blogvertiser.com
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 2:29 PM 0 komentar
Label: ADVERTORIAL
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 11:25 AM 0 komentar
Label: SENI DAN BUDAYA
Negeri ini ternyata menyimpan banyak pesona. Tak hanya Dublin, tapi juga Cardiff, Newcastle, dan Leeds.
Sebenarnya, Irlandia hanyalah nama dari sebuah pulau di Eropa, tepatnya lepas pesisir barat benua Eropa. Pulau ini terbagi menjadi dua bagian, Republik Irlandia, sebuah negeri beribu kota di Dublin, dan Irlandia Utara, bagian Britania Raya yang beribu kota di Belfast.
Pulau Irlandia, ada yang menyebut dengan nama Éire, memiliki panjang 280 mil atau sekitar 450 km. Salah satu pesona yang dimiliki Irlandia adalah Sungai Shannon, sebuah sungai yang mengalir dari sisi utara ke selatan. Pesona lain ada di Danau Neagh, di Irlandia Utara.
Selain pesona alam, Irlandia juga menyimpan beberapa kawasan yang selalu disebut dalam paket wisata. Antara lain Dublin, Cardiff, Newcastle, dan Leeds. Di Dublin, kita bisa menikmati banyak obyek wisata. Antara lain Guinness Storehouse. Sesuai namanya, di sini, kita bisa melihat perjalanan panjang Guiness sebelum berkembang menjadi industri bir terkemuka di dunia. Lalu Trinity College, sebuah lembaga pendidikan terkemuka yang memiliki perpustakaan kuno dengan arsitektur uang menawan.
Di Cardiff, kita makin dimanjakan dengan beragam bangunan lawas yang menjanjikan banyak kisah sejarah. Seperti Cardiff castle, Millennium Stadium, Llandaff Cathedral, dan masih banyak lagi. Sedangkan di Newcastle, kita diajak menikmati suasanan pelabuhan dan kisi-kisi dramatik di tepi curam Sungai Tyne. Tak lupa, kunjungi pula St James Park dan The Quayside. Pada malam hari, Newscastle terasa makin hidup. Di Leeds, beberapa atraksi wisata menawan bisa ditemui di Royal Armouries Museum, Temple Newsam, Thackray Medical Museum, dan masih banyak lagi.
Sudah barang tentu, untuk menikmati pesona Irlandia bakal butuh waktu panjang. Karenanya, sebelum tiba di sini, lakukan reservasi hotel secara online. Misalnya di Cheaperthanhotels.co.uk yang banyak memberi info tentang hotel murah dan berkualitas. Links lain yang bisa di klik adalah Dublin hotels, Cardiff hotels, Newcastle hotels, dan Leeds hotels. Jadi, coba saja.This information come from Blogvertiser.com
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 1:36 AM 0 komentar
Label: ADVERTORIAL
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 8:41 PM 0 komentar
Label: NASIONAL
Sukaya (70) sedang mengangin-anginkan cobek hasil garapannya di depan tempat dia tinggal....
Puluhan hektar sawah di Desa Gedangan Maduran Lamongan mengalami gagal panen akibat banjir luapan bengawan Solo...
Puluhan hektar tambak di Desa Gedangan Maduran Lamonganjuga gagal panen akibat banjir luapan bengawan Solo...
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 8:29 PM 0 komentar
Label: NASIONAL
Seorang anak kecil sedang mengayuh dayung rakitnya di atas air banjir yang melanda Desa Gedangan Maduran Lamongan...(M. Ridlo'i)
Seorang anak perempuan terlihat begitu sedih meratapi musibah banjir yang sedang melandanya...(M.Ridlo'i)
Terlihat seorang wanita warga Desa Blumbang Maduran Lamongan sedang membersihkan rumahnya dari air banjir yang membekas...(M.Ridlo'i)
Balai Desa Blumbang Kecamatan Maduran Lamongan juga tak luput dari banjir.....(M.Ridlo'i)
Sekolahan TK di Desa Gedangan juga jadi korban keganasan air bah bengawan Solo....(M. Ridlo'i)
Seorang anak kecil sedang berenang menuju tepian dan berusaha bertahan di tengah tingginya air banjir...(M.Ridlo'i)
Mengungsi di atas Masjid Desa Blumbang Maduran Lamongan...(Akbar Insani)
Adanya banjir di Desa Gedangan Maduran Lamongan membuat seorang warga mengamankan sepeda kesayangannya di rakit pohon...(Akbar Insani)
Motreti Muara Bengawan Solo. Maaf, perlu dipublikasikan karena anak ini baru berani naik perahu...
Meski banjir melanda Desa Gedangan Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan, beberapa warga masih tak patah arang untuk tetap mencari nafkah ke kota...(Akbar Insani)
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 7:52 PM 0 komentar
Label: FOTO ACTA
Joko Berek anak Dewi Sang-Sang dari Lidah Donowati mencari Jayangkuno yang menjadi Tumengun Surabaya, dan berkediaman di Taman Surya. Tidak mudah bagi Joko Berek untuk bertemu dengan bapaknya. Joko Berek harus terlebih dahulu melewati penjagaan istana.
Akhirnya Joko Berek dapat bertemu dengan Jayangkono dan diakui sebagai anak setelah menunjukkan Selendang yang dititipkan Ibunya. Selendang itulah sebagai bukti bahwa Joko Berek adalah anaknya hasil hubungan gelap dengan Dewi Sang-Sang saat berkunjung ke Lidah Donowati. Dan oleh Jayangkuno Joko Berek diganti namanya menjadi Sawung Ngaling.
Masa jabatan Jayangkuno telah habis, dan harus segera digantikan. Orang yang mampu mengantikan jabatannya haruslah darah keturunan Jayangkuno sendiri. Kedua anak Jayangkuno, yakni Sawung Rono dan Sawung Sari tidak dapat memenangkan sayambara. Sawung Ngaling sebagai anak terakhir mohon do'a restu kepada bapaknya untuk mengikuti sayembara.
Alhasil, sayembara dapat dimenangkan Sawung Ngaling Oleh Cokroninghrat dan Sawung Ngaling diangkat menjadi Tumengung Surabaya dan dianugerahi Gelar Golma Sosro Negoro.
Itulah sekelumit kisah dari pagelaran ludruk Urban yang menampilkan lakon Joko Berek Ngluruk Taman Surya. Dibintangi pejabat-pejabat publik Surabaya di antaranya wawali Arief Affandi, Kapolwil Surabaya Anang Iskandar, dan Konsulat Jenderal Amerika Caryn McClelland, pagelaran ludruk untuk umum itu digelar beberapa jam menjelang malam pergantian tahun 2007 menuju 2008 lalu di Taman Surya Surabaya. Selain pejabat publik tidak ketinggalan pula seniman-seniman ludruk Jawa Timur, seperti Kancil, Supali, Kartolo, Agus Kuprit dan Sidik.
Dalam pagelaran ludruk Joko Berek tersebut sengaja diperankan oleh pejabat publik di KOta Surabaya. Bahkan Arif Affandi didaulat berperan sebagai penjaga istana yang akan dilewati Joko Berek (Agus Kuprit) saat mencari bapaknya. "kerepku maen ludruk golek peran seng penak-penak ae malah dadi Satpol PP. jarene Sutradarane PNS kapan onok Mutasi . Sekali-kali ngrasakne dadi Satpol PP," ujar Arief Afandi dengan logat Suroboyoannya yang spontan disambut tawa penonton. (M. Roby Ridwan)
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 7:41 PM 0 komentar
Label: SENI DAN BUDAYA
ActaDigital merupakan versi online dari Majalah Acta Surya. Majalah ini diterbitkan oleh mahasiswa Stikosa (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi) - Almamater Wartawan Surabaya (AWS), sebuah lembaga pendidikan wartawan tertua di Indonesia Timur. ActaDigital banyak bicara kisi-kisi human interest, budaya, ekonomi bisnis, dunia komunikasi, pendidikan, dan masih banyak lagi.
Halaman Depan | Email Kami
|
Sekretriat Acta Surya
Kampus Stikosa-AWS
Jl. Nginden Intan Timur I/18
Surabaya, Jawa Timur
Indonesia
031-5964921
031-71388970