Joko Berek anak Dewi Sang-Sang dari Lidah Donowati mencari Jayangkuno yang menjadi Tumengun Surabaya, dan berkediaman di Taman Surya. Tidak mudah bagi Joko Berek untuk bertemu dengan bapaknya. Joko Berek harus terlebih dahulu melewati penjagaan istana.
Akhirnya Joko Berek dapat bertemu dengan Jayangkono dan diakui sebagai anak setelah menunjukkan Selendang yang dititipkan Ibunya. Selendang itulah sebagai bukti bahwa Joko Berek adalah anaknya hasil hubungan gelap dengan Dewi Sang-Sang saat berkunjung ke Lidah Donowati. Dan oleh Jayangkuno Joko Berek diganti namanya menjadi Sawung Ngaling.
Masa jabatan Jayangkuno telah habis, dan harus segera digantikan. Orang yang mampu mengantikan jabatannya haruslah darah keturunan Jayangkuno sendiri. Kedua anak Jayangkuno, yakni Sawung Rono dan Sawung Sari tidak dapat memenangkan sayambara. Sawung Ngaling sebagai anak terakhir mohon do'a restu kepada bapaknya untuk mengikuti sayembara.
Alhasil, sayembara dapat dimenangkan Sawung Ngaling Oleh Cokroninghrat dan Sawung Ngaling diangkat menjadi Tumengung Surabaya dan dianugerahi Gelar Golma Sosro Negoro.
Itulah sekelumit kisah dari pagelaran ludruk Urban yang menampilkan lakon Joko Berek Ngluruk Taman Surya. Dibintangi pejabat-pejabat publik Surabaya di antaranya wawali Arief Affandi, Kapolwil Surabaya Anang Iskandar, dan Konsulat Jenderal Amerika Caryn McClelland, pagelaran ludruk untuk umum itu digelar beberapa jam menjelang malam pergantian tahun 2007 menuju 2008 lalu di Taman Surya Surabaya. Selain pejabat publik tidak ketinggalan pula seniman-seniman ludruk Jawa Timur, seperti Kancil, Supali, Kartolo, Agus Kuprit dan Sidik.
Dalam pagelaran ludruk Joko Berek tersebut sengaja diperankan oleh pejabat publik di KOta Surabaya. Bahkan Arif Affandi didaulat berperan sebagai penjaga istana yang akan dilewati Joko Berek (Agus Kuprit) saat mencari bapaknya. "kerepku maen ludruk golek peran seng penak-penak ae malah dadi Satpol PP. jarene Sutradarane PNS kapan onok Mutasi . Sekali-kali ngrasakne dadi Satpol PP," ujar Arief Afandi dengan logat Suroboyoannya yang spontan disambut tawa penonton. (M. Roby Ridwan)
Saturday, January 05, 2008
Joko Berek ala Pejabat Publik
Diposting oleh ADAKHIL SANG PENAKLUK di 7:41 PM
Label: SENI DAN BUDAYA
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment