Indahnya warna-warni cahaya, riuhnya canda tawa anak-anak, beraneka macamnya makanan maupun minuman dan tersedianya berbagai fasilitas di Taman Bungkul. Mungkin layak bila disebut disanalah surga kecil warga Metropolis Surabaya berada.
Mulai pagi hiruk-pikuk terlihat di taman kota yang diresmikan Walikota Surabaya Bambang Dwi Hartono 21 Maret 2007 lalu. Belum lagi saat sore hari menjelang hingga malam hari berbagai keindahan akan menyapa. Ya, dalam sekejap, Taman Bungkul telah menjadi tempat singgah favorit yang mengasyikkan.
Hampir di seluruh sudut, tidak ada yang sepi. Di tengah taman, pengunjung tumpah ruah. Ada yang duduk-duduk sambil bersenda gurau, berpacaran sambil makan kacang, atau berlari-larian mengejar mainan kitiran yang melayang di udara.
Di taman kota yang terletak di raya Darmo itu juga beroperasi para pengasong makanan dan minuman, mainan, tukang pijat dan bahkan tukang ramal. Maka, tak heran bila situasinya jadi seperti pasar malam.
Hingga suatu malam, yang biasa kita sebut malam minggu. Lahan parkir yang memutari taman sudah tak mampu lagi menampung kendaraan pengunjung. Tak pelak beberapa halaman kantor di sekitar Taman Bungkul pun berubah menjadi tempat parkir sementara.
Meski, parkir kendaraan nampak berjejal animo warga seakan tak pernah surut. Sering bergulirnya waktu kepadatan warga terus mengalir. Padatnya pengunjung dan pedagang di Taman Bungkul juga bukanlah alasan tepat bagi kita untuk tak merasakan singgah di taman kota tersebut.
"Kami terlanjur memutuskan rekreasi ke sini (Taman Bungkul). Tak apalah meski harus parkir agak jauh dari lokasi dan berdesakan," ujar Danis, warga Manyar Pumpungan yang malam itu datang berombongan dengan kawan-kawannya. (Andrian Saputri)
Monday, January 21, 2008
Surga Kecil Metropolis
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment