Menjelang terbenamnya matahari, keramaian pasar kaget di jalan kali Rungkut mulai terasa. Deretan lapak pedagang kaki lima yang menjual berbagai aneka kebutuhan ada di sana.
"Pasar tradisional ini akan mulai ramai ketika para karyawan pabrik Sampoerna pulang," kata salah seorang pedagang.
Jajaran lapak berbahan kayu dan beratap terpal itu setiap harinya menempati tepian jalan raya. Sekitar 66 penjual yang berada di situ mampu memenuhi kebutuhan pembeli. Mulai dari kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, telur, dan sebagainya. Hingga kebutuhan penunjang kesehatan, misalnya berbagai macam jamu.
Banyak orang yang merasakan kemanfaatan dari keberadaan Pasar yang terletak di depan Alfa Supermarket Rungkut ini. Seperti yang diutarakan Siti aminah(39), yang kerap sekali belanja di pasar ini. Karena menurutnya dekat dengan tempat kerja dan barang-barang yang tersedia cukup murah. “sering beli di sini, yang paling sering masakan siap saji, jadi di rumah tinggal makan saja”, ujarnya sambil menunggu suaminya datang menjemput.
Sama seperti pasar yang lain, pasar yang diresmikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kerjasama dengan Jawa Pos ini juga diberlakukan pembayaran retribusi. Menurut informasi yang diperoleh harga yang diberlakukan tidak terlalu mahal, tergantung luas bangungan yang dipakai, Dari satu setengah meter seharga Rp 2 ribu sampai dua meter seharga Rp 8 ribu perhari.
Namun, bagi pedagang harga tersebut terasa berat ketika tarif tersebut tidak sesuai dengan yang mereka jual. Suginah (45) misalnya. Pedagang jamu tradisional itu susah kalau dagangan belum laku tapi harus dikenakan retribusi oleh pihak pengelolah pasar. (Riza Norfatma)
No comments:
Post a Comment