Kusam. Makam Kakek Bodo terlihat tidak begitu terawat. Hal ini dapat dilihat dari gapura makam yang tak lagi indah.....
Air terjun yang ada di dalam obyek wisata Kakek Bodo, Tretes, Prigen, Pasuruan....
Makam Kakek Bodo terus bersinar, meskipun ceritanya mulai tergerus arus zaman.
Dinginnya hawa pegunungan menyambut. Gemericik air dan kicauan burung bersahutan mengiringi jejak kaki wisatawan wisata air terjun Kakek Bodo.
Obyek wisata yang terletak di Desa Tretes, Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur ini terletak di ketinggian 850 meter di atas permukaan laut (dpl). Begitu alamiah keindahannya sangat terasa tatkala sampai di pintu masuk wisata tersebut.
Selain menyajikan berbagai obyek alam yang indah. Obyek wisata yang dikelola KBM-WBU (Kesatuan Bisnis Mandiri-Wisata, Benih dan usaha lainnya) ini juga terdapat Makam keramat Kakek Bodo yang terletak di tengah areal Wana Wisata Air Terjun Kakek Bodo.
Di dalam areal yang memuat fasilitas wisata air terjun, tempat berkemah, dan kolam renang ini, makam tersebut tampak tidak begitu menarik perhatian. Karena besar bangunannya yang tampak tidak jauh berbeda dari warung-warung biasa yang ada di sekitarnya. Hanya dua buah tugu gerbang yang membuatnya sedikit berbeda dari bangunan di sekitarnya. Makam itu sendiri berjarak 600 meter dari pintu masuk utama Wana Wisata Air Terjun Kakek Bodo.
Kondisi Makam
Makam Kakek Bodo terletak di dalam sebuah ruangan kecil yang tertutup. Kondisi makam terlihat begitu tak terawat. Dedaunan berserakan di mana-mana. Lumut-lumut menghiasi sudut-sudut ruangan. Belum lagi segulung tikar terhampar beracak-acakan.
”Kondisi makam yang tak terawat itu sejak pengurus kebersihannya meninggal dunia setahun lalu,” ungkap Karyono (59).
Ada satu hal yang menarik di belakang bangunan makam Kakek Bodo terletak sebuah gua kecil yang sudah tertutup oleh sebuah batu besar. Konon, gua ini dahulunya adalah tempat bertapa Kakek Bodo.
Sekelumit Kisah
Dari informasi yang diperoleh dari penduduk setempat, Kakek Bodo dahulunya adalah seorang pembantu rumah tangga keluarga Belanda. Dia seorang yang saleh dan jujur. Dia meninggalkan keluarga tersebut untuk mensucikan diri dari masalah keduniawian, dengan cara bertapa. Karena sikapnya ini, keluarga Belanda yang ditinggalkannya menyebutnya sebagai kakek yang bodoh ( Kakek Bodo ).
Namun berkat bertapanya, sang kakek memiliki kelebihan atau kesaktian. Kesaktian inipun digunakannya untuk membantu masyarakat setempat yang meminta pertolongan. Sang kakek pun meninggal di tempat bertapanya, yang terletak tidak jauh dari air terjun.
Menurut sang juru kunci, makam Kakek Bodo hingga kini dikeramatkan oleh penduduk setempat dan sekitarnya. ”Bahkan para pejabat dan pembesar juga pernah berziarah di sini,” ujarnya.
Sayangnya, hingga saat ini tidak banyak yang tahu tentang sejarah Kakek Bodo. Bahkan Karyono yang sudah tinggal di tempat ini sejak tahun 1979 silam, dan para penjaga loket lainnya tidak mengetahui sejarah makam Kakek Bodo. Padahal mereka hidup disana selama bertahun-tahun.
“Hanya penduduk asli saja yang tahu. Itupun orang-orang yang sudah sangat tua. lagipula kebanyakan orang di sini pendatang” tutur Karyono, yang mengaku berasal dari Madiun.
Kakek Bodo, meskipun cerita sejarah yang selengkapnya telah memudar tergerus arus zaman. Akan tetapi, keberadaan makam Kakek Bodo menjadi saksi bahwa sinar terang selalu ada seiring datangnya para peziarah. (Naskah/Foto: Silvyanti Nor Indah Sari)
No comments:
Post a Comment